Oleh : Irfan Karunia Osa *
Keadaan panas yang sebelumnya terjadi saat kampanye pun mereda secara perlahan setelah berlangsungnya pilpres. Kondisi tersebut tentunya cukup unik mengingat setelah pelaksanaan pilpres banyak laporan dan statement dari pasangan capres-cawapres tentang “segudang” pelanggaran pemilu yang merugikan pasangan tertentu dan berpotensi menimbulkan konflik diantara masyarakat pendukung masing-masing capres. Keadaan masyarakat yang tenang dan “adem-ayem” itu pun sebetulnya menimbulkan dua indikasi.
Indikasi pertama adalah masyarakat ternyata sudah semakin dewasa dalam berdemokrasi khususnya menyikapi pelaksanaan pilpres yang diduga mengalami banyak pelanggaran. Jika indikasi itu benar maka masyarakat saat ini memang sudah tidak mudah lagi terpancing oleh isu-isu politik. Isu tersebut dalam hal ini menyangkut banyaknya laporan pelanggaran pemilu yang dianggap menguntungkan salah satu capres dan merugikan capres lainnya sehingga berpotensi menimbulkan konflik diantara para pendukung capres seperti yang terjadi di beberapa pilkada di daerah. Tentunya jika memang indikasi pertama ini terjadi hal tersebut patut disyukuri karena bangsa Indonesia dapat semakin dewasa dalam berdemokrasi.
Sedangkan indikasi kedua justru berbanding terbalik dengan yang pertama yaitu masyarakat justru tidak peduli dengan pelaksanaan pilpres sehingga terkesan tidak kritis dengan berbagai pelanggaran pilpres yang dilaporkan oleh capres yang merasa dirugikan. Indikasi tersebut terlihat dari jarangnya pembicaraan di masyarakat terkait masalah adanya pelanggaran pemilu. Kebanyakan dari masyarakat justru merasa sudah memiliki presiden baru dan tidak peduli dengan banyaknya pelanggaran yang terjadi, padahal hasil yang ada saat ini baru hasil hitung cepat dan tentu tidak akan menjadi hasil nyata apabila ternyata banyak kecurangan di sana sini. Kondisi ini tentunya juga kurang baik bagi kehidupan berdemokrasi di Indonesia karena dalam kehidupan demokrasi semua elemen bangsa harus aktif dalam menyikapi dinamika kehidupan bangsa, tentunya dengan cara yang positif.
Dari kedua indikasi tersebut, tentunya kita mengharapkan indikasi pertama yang saat ini terjadi di masyarakat yaitu sudah terwujudnya kedewasaan masyarakat dalam berdemokrasi khususnya pada saat pilpres. Tentunya kedewasaan masyarakat harus diikuti dengan sikap kritis dari masyarakat agar pelaksanaan demokrasi (pilpres) tidak menjadi milik segelintir elit dan nantinya dengan sikap kritis tersebut rakyat dapat sejahtera dengan demokrasi (pilpres).
*Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEM IPB, Wakil Ketua BEM FEM IPB